Ragam  

Kemarau Mulai Bergulir, Petani Garam Mulai Bernafas Lega

SAMPANG – Intensitas curah hujan perlahan mengalami penurunan. Karenanya persiapan produksi garam akan dilakukan secara bertahap. Agar nantinya jika sudah masuk musim kemarau, produksi garam dapat digenjot, Selasa, 23/05/2023.

Persiapan produksi garam memang biasa dilakukan petambak garam saat curah hujan sudah mulai berkurang. Hal itu dapat dilakukan mulai masa pancaroba. Namun masih belum efektif dilakukan produksi karena potensi hujan masih ada.

“Normalnya april sudah persiapan lahan. Tapi saat ini masih ada hujan di beberapa wilayah sentra garam dan juga bersamaan dengan bulan Ramadan. Sehingga masih belum dijumpai petambak yang produksi garam,” kata Takhal petani garam .

Menurutnya, produksi garam efektif dilakukan pada bulan Mei hingga Juni saat masuk musim kemarau. Sebab pada musim tersebut cuaca cukup terik. Sangat cocok untuk proses pengeringan dan kristalisasi garam. Pada masa itulah petambak pada sentra penghasil garam mulai berlomba-lomba memproduksi garam.

Tapi setalah bulan Mei 2023 hujan mulai reda dan cuaca mulai stabil, sehingga para petani garam mulau memperbaiki lahan untuk membuat garam.

Dirinya juga menjelaskan, pada bulan April 2023 dirinya sempat memperbaiki lahan untuk membuat garam. Tapi, karena hujan yang terus turun hal itu pun gagal.

Kabid Perikanan dan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat M Mahfud, Mengatakan tahun ini mendapatkan target produksi garam sebanyak 12.000 ton. Lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dipatok target 22.000 ton. Realisasi strategi pencapaian target nantinya akan dilakukan saat petambak garam sudah mulai melakukan produksi.

Pihaknya juga berharap, harga garam di Bulan Mei 2023 tetep stabil diangka 350 ribu hingga 400 ribu perkarung dengan ukuran karung 50 kilogram.

“Kami berupaya mencapai target semaksimal mungkin. Namun hasilnya nanti tergantung kondisi cuaca. Jika cuacanya terik maka produksi garam bisa bagus. Dan bukan tidak mungkin target bisa terlampaui,” pungkasnya.

(Md)

Exit mobile version