Ragam  

Mengenal Pencetus Musik Tradisional Sholawatan di Sampang

SAMPANG – Lantunan sholawat tersebut diiriingi dengan musik dari pukulan alat-alat dapur seadanya. Alat-alat yang dipakainya tersebut berupa ember, baskom, galon air mineral hingga panci. Dimana pencetusnya adalah warga Sampang. Minggu, 02/02/2025.

Mas’ud (50), warga Dusun Sedeen, Desa Krampon Timur, Kecamatan Torjun itulah penemu pertama kali alat musik tradisional selawat itu. Hingga kini, alat itu masih lestari dan menjadi inspirasi banyak pemuda di desa desa di Kabupaten Sampang.

Mas’ud menceritakan awal mula pada tahun 1995, Mas’ud mulai menemukan satu alat musik dari jeriken. Penemuan jeriken sebagai alat musik itu memiliki kisah lucu. Mulanya, Mas’ud biasa mengambil air ke sumur menggunakan jeriken. Sambil menunggu air, dia menyanyi dan menabuh jeriken tersebut.

“Seingat saya itu bulan Safar. Kan banyak lantunan selawat di spiker itu. Jadi tangan saya bergerak menabuh,” ucapnya.

Di tengah ramainya undangan dan lantunan selawat dari sound sistem, Mas’ud mencoba sambil menabuh mengikuti irama selawat. Tidak disangka, masyarakat yang mendengar menyukai tabuhan Mas’ud itu.

“Selain enak, masyarakat waktu itu merasa lebih bersemangat jika selawat diiringi dengan musik,” ungkap suami dari Siti Zaenab itu.

Hingga sampai sekarang masyarakat saat ini sudah banyak grup musik selawat. Salah satunya di Desa Dulang, Desa Patarongan, Desa Ragung dan hampir di seluruh wilayah Sampang. Meskipun tidak banyak yang tahu bahwa pencetus alat musik selawat itu dirinya.

Dirinya merasa bangga. Sebab, kelompok anak muda yang suka terhadap majelis selawat, bisa mencegah dari perbuatan negatif.

“Selain itu, masyarakat yang datang ke acara selawat tidak mengantuk dan lebih bersemangat membaca sholawat, ” pungkasnya. (Md).

Exit mobile version