Peralihan Musim Kemarau, Madura Dilanda Suhu Panas

SAMPANG – Cuaca panas yang menyengat melanda senjumlah daerah di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan sejumlah penyebab cuaca panas di Indonesia, Selasa, 25/04/2023.

Meski begitu, di Indonesia tidak sampai terjadi gelombang panas seperti di beberapa negara di Asia.

Arif Krisna, saat On Air menjelaskan, Prakirawan BMKG Juanda Sidoarjo mengatakan, secara umum di beberapa wilayah di Jawa Timur termasuk di Madura sudah memasuki musim kemarau, sehingga pada musim kemarau tutupan awan berkurang dan radiasi langsung terserap oleh bumi.

“Ini tidak ada fenomena khusus, hanya siklus tahunan dan kami perkirakan puncaknya di bulan September dan Oktober 2023,” katanya.

Asis pengendara motor yang berteduh di alun alun Kota sampang dengan tujuan ke Sumenep mengatakan cuaca saat ini sangat panas, tidak seperti biasanya.

“Mungkin perubahan cuaca menjelang musim Kemarau,” singkatnya.

Diketahui dilansir dari BMKG, Penyebab Cuaca Panas di Indonesia.

Meski tidak mengalami gelombang panas, BMKG menyebut bahwa suhu maksimum di Indonesia tergolong panas. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

Dinamika atmosfer yang tidak biasa.
Suhu panas bulan April di Asia selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, di mana lonjakan panas tahun ini merupakan yang terparah.

Adanya tren pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini menimbulkan gelombang panas atau heatwave berisiko terjadi 30 kali lebih sering.
Dominasi Monsun Australia yang memicu musim kemarau di Indonesia.

Intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah serta kurangnya tutupan awan menyumbang suhu panas terjadi.

(MD)

Exit mobile version