Hoax, Foto Kepala Tersayat Celurit Diduga Korban Dari Balas Demdam Pembacokan

BANGKALAN – Seiring dengan adanya insiden pembacokan yang dialami warga kecamatan klampis di Jalan Halim Perdana Kusuma pada Rabu, (5/4/2023). Kini beredar video dan beberapa foto yang dikait-kaitkan dengan kejadian tempo hari di Bangkalan. Bahkan gambar yang menunjukan kepala orang tersayat sebilah celurit itu, disebut-sebut dalam captionnya merupakan anak pelaku pembacokan terjadi kemarin.

Ada tiga gambar yang berbeda-beda namun mempunyai kemiripan dalam maksud caption yang tertera di gambar. Selain itu, juga ada dua video yang menunjukkan seseorang sedang membawa celurit menghampiri sebuah rumah.

Adapun durasi juga berbeda, video yang berdurasi 29 detik itu, tampak tiga sampai empat orang dengan suara lantang menggunakan bahasa madura sedang menantang lawannya. Sedangkan video yang berdurasi 30 detik itu, sebagian orang dalam video sedang meminta seseorang untuk keluar dari Rumahnya sambil memecahkan kaca rumah. Akan tetapi setelah Tim Madura Raya.Id melakukan upaya mencari fakta dan kebenaran dari foto dan video tersebut.

Kapolres Bangkalan AKBP Wiwit Ari Wibisono melalui Kapolsek Klampis IPTU Anang Widiarto, menyampaikan bahwa kabar tersebut Hoax, alias tidak benar. Hal itu diungkapkan berdasarkan situasi wilayah kerjanya aman dan tentram, dan tidak ada kejadian seperti kabar angin yang beredar di masyarakat.

“Hoax itu, Di klampis sampai saat ini masih aman mas,” jelasnya.

Bahkan tidak hanya itu yang tersebar di kalangan masyarakat umum, tapi foto seseorang yang beredar, adalah korban dari seseorang yang membalas dendam atas insiden pembacokan, gara-gara pencalonan pilkades tersebut. Selain foto orang meninggal, juga ada foto rumah terbakar dan itu juga dikaitkan dengan tragedi pembacokan di Bangkalan.

“Kami harap masyarakat bisa pilah-pilih dalam menerima, menangkap sebuah informasi, sebab tidak menutup kemungkinan di zaman sekarang banyak berita bohong tersebar di media sosial. Jadi jangan mudah percaya dengan sebatas informasi yang kurang lengkap dan tidak diketahui sumbernya,” tegasnya. (AK).

Exit mobile version