SAMPANG-Beredar tulisan Baliho yang bertulisan, ‘Kami Warga Desa Blu’uran kembalinya warga Syi’ah, jangan sampai terjadi Kemabli tragedi 10 tahun yang lalu’, karena masyarakat merasa tergganggu dengan kedatangan Syi’ah di Desa Blu’uran.
Salah warga Desa Blu’uran Abdul Bahri mewakili Desa Blu’uran mengatakan, bahwa kedatangan kembalinya warga Syi’ah tersebut merasa khawatir masyarakat khususnya Desa Blu’uran takut sampai terjadi tragedi pada 10 tahun yang lalu.
“Warga Syiah bisa kembali datang ke Desa Blu’uran dengan satu syarat. Apabila disepakati oleh tokoh masyarakat, Kepala Desa dan para Ulama’ baru bisa datang, apabila tidak disepakati jangan sampai datang kembali warga Syi’ah di Desa Blu’uran,” katanya , Minggu, (16/10/2022).
Menurut Abdul Bahri, masyarakat Desa Blu’uran tersebut merasa trauma kembalinya warga Syi’ah ke Desa Blu’uran karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan oleh warga Syi’ah tersebut.
“Saya tidak ingin terjadi lagi tragedi 10 tahun yang lalu, di Desa Blu’uran gara – gara kembalinya warga Syi’ah, hingga takut terjadi lagi mas,” tegasnya.
“Kami berharap kepada pemerintah Kabupaten Sampang warga, agar warga Syi’ah tidak dikembalikan lagi di Desa Blu’uran agar warga Desa Blu’uran lebih nyaman dan tidak merasa tergganggu lagi,” pintanya.
Sementara itu, Kapolsek Karang Penang, Iptu Slamet saat dikonfirmasi lewat telepon WhatsAppnya mengatakan, pihaknya masih belum melakukan pengecekan mas.
“Kami akan melakukan pengecekan nanti mas,” singkatnya.
Sementara itu, Kades Blu’uran Moh. Faruk saat dikonfirmasi lewat telepon selulernya tidak tidak diangkat, hingga berita ini dinaikkan.(mohdy)