PAMEKASAN – Petani tembakau di Kabupaten Pamekasan tempatnya di Desa Banyupelle mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi dan ongkos produksi terutama biaya pengangkutan membengkak seiring kenaikan harga BBM, hal ini membuat petani kebingungan.
Mardino (65), Petani Tembakau asal Desa Banyupelle, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, mengatakan harga tembakau di pabrik berkisar antara Rp. 34.000 – 54.000 per kg. Sedangkan, biaya produksi dan transportasi untuk menjual tembakau ke pabrik membengkak seiring kenaikan harga BBM.
“Sedangkan menurut penuturannya, harga yang dipatok oleh pembeli yang datang sebenarnya tidak sesuai dengan harapan dan modal yang dikeluarkan para petani, dihitung sejak pra tanam hingga pengeringan sangat tidak nutut modal” ungkapnya,
Sejak seminggu ini banyak yang sudah proses pengemasan. Sebagian yang lain mungkin masih dalam proses pengeringan. Rabu 28/09/2022
“Kami termasuk petani yang sudah melakukan proses pengemasan, tinggal menunggu pembeli. kemungkinan besar untuk minggu depan hampir semua petani sudah tinggal pengemasan saja, soalnya cuaca sangat terik” Terangnya.
Walau demikian, beliau berharap harga tembakau bisa naik lagi dari harga yang dipatok pembeli saat ini. Sebab jika tidak dipastikan, petani akan mengalami kerugian dan tidak sesuai harapan awal.
“Semoga saja harga tembakau bisa naik lagi dari harga yang ada sekarang. Sebab jika tidak maka kerugian yang kami alami. Setidaknya harga tembakau bisa sampai dengan Rp. 100.000 per kg itu harapan kami” tuturnya.(iklil)