BANGKALAN – Keberadaan Gubuk di Makam Agung nasih menjadi misteri bagi kalangan masyarakat, bahkan hanya segilintir orang saja yang mengetahui sejarahnya. Konon Gubuk tersebut merupakan tempat persemedian Raden Pratano. Gubung yang diwarnai kuning itu tepatnya berada di Desa Makam Agung, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Sabtu (11/02/2023).
Mad Nari selaku juru kunci di tempat pemakaman Raja-Raja Madura Barat tersebut mengatakan, adanya gubuk tersebut diceritakan datang sendiri. Bahkan sepengetahuan juru kunci tidak ada yang membangun, secara tiba-tiba ada di bawah pohon.
“Iya ada sendiri. Dulu kata kakek saya memang gubuk itu tempat pertapaan oleh Raja” tutur laki-laki yang sudah berumur 83 tahun itu.
Dia juga mengupkan jika gubuk tersebut berpindah tempat tanpa ada orang yang melakukannya, alis dengan sendirinya berpindah tempat. Sehingga sampai sekarang tidak ada yang berani merenovasi total, baik bangunan atupun bentuknya.
“Usia bangunan gubuk ini diperkirakan sudah 500 tahun,” Tandasnya.
Dalam catatan sejarah dari Kementerian pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Direktorat Jenderal kebudayaan. Balai pelestarian kebudayaan wilayah 11 Provinsi Jawa Timur, bahwa Makam Agung adalah sebuah situs makam kuna yang terletak di Desa Makam Agung Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan.
Dulunya tanah makam merupakan tanah perdikan yang tergabung dalam Desa Palkaran. Perdikan ini bebas dari pajak namun harus melakukan kerja rodi kepada raja. Makam ini terdiri dari tiga halaman yang setiap halamannya dibatasi oleh sebuah gapura.
Beberapa tokoh yang dimakamkan di Kompleks Agung ada tiga yaitu Kyai Pragalbo yang dikenal dengan nama Pangeran Plakaran, Kyai Pratano yang dikenal dengan Pangeran Lemah Daur, dan Raden Koro yang dikenal dengan nama Pangeran Tengah.
Di dalam Makam Agung terdapat beberapa bangunan antara lain, gapura 1 gapura ini merupakan bangunan baru terdapat terbuat dari bata baru dan cara pemasangannya menggunakan perekat campuran pasir dan kapur. Gapura 2 Gapura 3 Batur makam utama bagian barat, Batur makam utama bagian tengah, dan Batur makam bagian timur.
Kegiatan Pelestarian yang pernah dilakukan Balai pelestarian cagar budaya Provinsi Jawa Timur yaitu, kegiatan registrasi dan inventarisasi tahun 1993 dan kegiatan suatu di teknis 2027. (AK)