SAMPANG – Pekerjaan mega Proyek jalan lingkar selatan di Kabupaten Sampang yang dibiayai dari pinjaman Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mengalami keterlambatan penyelesaian dari target kontrak.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah pekerjaan yang menelan anggaran yang cukup fantastis dikerjakan terkesan tidak sesuai Target, Rabu, 30/11/2022
Padahal proyek-proyek itu telah melalui penandatangan fakta integritas Dana fantastis yang dikerjakan Mega Proyek JAlan Lingkar Selatan (JLS), Bukan Maen maen, dimana Dana yang di pakai tersebut bersumber dari meminjam uang melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 204 M, Agar rampung sesuai target, pengerjaan mega pembangunan proyek Jalan Lingkar Selatan (JLS) dikebut.
Diketahui sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sampang menargetkan proyek tersebut, rampung sebelum akhir tahun. Tetapi dari hari ini, pengerjaan hanya memiliki waktu sepekan. Sebab, sudah masuk awal akhir bulan. Sehingga mau tidak mau Dinas Terkait, paksakan para pekerja proyek senilai Rp204 miliar itu, tetap bekerja meski hujan berlangsung.
Plt Kepala DPUPR Sampang Muhammad Zis mengatakan, sisa pengerjaan tinggal beberapa hari. Sebab sebelumnya proyek itu ditargetkan rampung sebelum akhir tahun.
“Kalau sebelumnya, pengerjaan JLS ditargetkan sebelum akhir tahun ,” ucapnya
Menurutnya, meski hujan turun, pengerjaan harus tetap dilanjutkan. Serta harus tanggap dan cepat dalam pengerjaan saat tidak terjadi hujan..
“Hitung-hitung menghindari terjadinya hujan,” ungkapnya. Kendati waktu pengerjaan mepet, ia lanjut menguraikan, dipastikan proyek itu bakal rampung paling lambat di awal bulan depan. Sehingga, perampungan tidak begitu molor
Sementara, pengerjaan dimulai sejak akhir tahun 2021 itu, sudah mencapai 90 persen.
“Meski saat ini masuk musim hujan, kami yakin proyek itu rampung sesuai target. Apalagi saat ini JLS sudha tinggal pengecoran saja,” tambahnya.
Saat ditanya kualitas pengerjaan apabila dikerjakan secara dikebut, ia enggan menjawab. Terlepas dari itu, Jalan yang memiliki panjang 7 kilometer itu, akan menjadi jalur alternatif. Sejumlah desa akan dilalui oleh jalur tersebut. Seperti Desa Aeng Sareh dan Kelurahan Karang Dalem, Kecamatan Kota Sampang.
“Bahkan, jalur itu juga akan melintasai Desa Pangongsean dan Desa Patarongan Kec. Torjun. Kalau Konstruksi jalan dibuat dengan kemampuan lintas kendaraan berat. Sebab target kami, kendaraan bermuatan lebih akan diarahkan ke JLS,” pungkasnya.(Md) )