Proyek Betonisasi CV Indo Makmur di Samaran – Nyiloh Sampang Terkesan Ajang Korupsi Bahkan Molor

SAMPANG – proyek pembangunan Betonisasi peningkatan jalan diduga tidak sesuai spesifikasiteknis di Desa Samaran, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang. Senin, 09/12/2024.

Pasalnya, proyek pembangunan Betonisasi yang diduga dijadikan bahan korupsi, dalam pantauwan awak media, ada beberapa item yang tidak maksimal, yang seharusnya menjadi kualitas, ternyata yang tertuang di badan jalan menjadikan tidak berkualitas.

Dimana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) terus berupaya untuk melakukan pembangunan akses jalan yang layak bagi Masyarakat sebagai penghubung antar Desa, sekaligus sebagai akses bagi warga Desa setempat untuk melakukan aktifitas sehari – hari menuju pusat perekonomian, perdagangan dan pendidikan.

Namun apa jadinya jika ternyata tujuan tersebut tidak searah dengan kontraktor pelaksana di lapangan, seperti halnya yang terjadi pada kegiatan peningkatan jalan Samaran – Nyiloh yang berlokasi di Desa Samaran, Kecamatan Tambelangan, Sampang yang dikerjakan oleh CV. Indo Makmur yang beralamatkan di Desa Bringin Nonggal, Kecamatan Torjun, Sampang.

Tak tanggung-tanggung, Pemkab mengucurkan anggaran senilai Rp. 2. 786. 220. 000,- untuk pekerjaan rabat beton yang hingga kini capaian progres pekerjaannya hanya sekitar 25% saja.

Dari hasil investigasi yang dilakukan oleh Media ini terdapat beberapa item pekerjaan yang diduga dikerjakan tidak sesuai dengan RAB, diantaranya ketebalan rabat beton, pemadatan lapisan agregat, serta pembesian (wiremesh) yang tidak diangkat.

Menurut warga sekitar yang meminta namanya tidak di publish menuturkan, jika pekerjaan rabat beton tersebut sudah beberapa bulan dikerjakan namun berjalan lamban, bahkan ganti tukang.

“Ini sudah berjalan hampir 2 bulan, tapi yang selesai kurang lebih baru 100 meter, dan saya lihat bekistingnya masangnya digali agregatnya dipertebal sehingga hasil cornya terlihat tebat dipinggir namun sebenarnya ditengah tipis, paling ada 10 cm,” tuturnya.

“Yang garap pun ini gonta-ganti, dan cor ready mixnya paling banyak sehari cuma 4 truk kecil, sehingga terkesan lamban sekali,” sesalnya.

Sementara itu, kepala Dinas PUPR Moh. Zis melalui Kabid Jalan dan Jembatan Zahron Wiami belum bisa memberikan keterangan saat di konfirmasi.(Md).