Kasus DBD di Sampang Naik, Dinkes Minta Warga Waspadai Musim Penghujan

SAMPANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di tahun 2024 dari bulan Januari-Oktober sebanyak 510 kasus. Angka tersebut meningkat 10% dari tahun sebelumnya.

Kepala Dinas kesehatan kesehatan Sampang Abdullah Najih, mengatakan angka tersebut masih tergolong normal meskipun ada peningkatan. Namun ia tetap meminta para warga untuk tetap waspada.

“Untuk tahun ini kenaikannya cuman 10% dari tahun kemarin dan itu masih batas normal. Untuk tahun ini kan jumlahnya 510 kasus, sedangkan tahun kemarin jumlahnya di bawah angka ditahun 2024. Namun masyarakat harus tetap waspada karena yang tahun ini datanya baru sampai bulan ini dan kemungkinan bisa meningkat, tapi semoga saja tidak,” katanya Minggu, 24/11/2024.

Najih menjelaskan data kasus DBD di tahun 2024 tersebut didapat dari data Puskesmas yang ada di Sampang. Jika dirincikan, data kasus DBD dari Puskesmas di Sampang tersebut sebagai berikut:

Puskesmas Sreseh : 15 kasus
Puskesmas Torjun : 52 kasus
Puskesmas Kamoning : 62 kasus
Puskesmas Banyuanyar: 99 kasus
Puskesmas Camplong: 25 kasus
Puskesmas Tanjung: 11 kasus
Puskesmas Omben: 39 kasus
Puskesmas Jarangoan : 26 kasus
Puskesmas Kedungdung : 6 kasus
Puskesmas Banjar: 17 kasus
Puskesmas Jrengik: 12 kasus
Puskesmas Tambelengan : 3 kasus
Puskesmas Banyuates: 8 kasus
Puskesmas Bringkoning : 7 kasus
Puskesmas Robatal: 5 kasus
Puskesmas Karangpenang: 20 kasus
Puskesmas Batu Lenger 10 kasus
Puskesmas Tamberu Barat: 21 kasus
Puskesmas Ketapang:13 kasus
Puskesmas Bunten Barat: 5 kasus
Puskesmas Pangarengan: 53 kasus
Puskesmas Mandangin: 1 kasus

“Kalau di tahun ini jumlah pasien yang terkena DBD itu seimbang antara anak-anak dan orang dewasa dan dari tahun kemarin sampe tahun ini belum ada yang meninggal akibat DBD. Untuk wilayah yang paling banyak terjangkit itu di Kecamatan Kota Puskesmas Banyuanyar jika dilihat dari jumlah data,” ungkapnya.

Najih, mengatakan memasuki masa peralihan musim kemarau ke musim penghujan (Pancaroba) adalah momen timbulnya banyak penyakit, terkhususnya DBD.

“Di masa pancaroba ini yang paling banyak laporan DBD-nya. Jadi diimbau seperti surat yang dikeluarkan oleh Sekertaris Daerah Kabupaten Sampang Yuliadi Setiawan kepada para warga untuk selalu melakukan pembersihan di lingkungannya serta penerapan 3M (menutup, menguras dan mengubur),” ujarnya.

Menurutnya, pencegahan DBD lebih baik dengan cara pembersihan rutin di lingkungan pemukiman oleh para warga itu sendiri ketimbang dengan cara fogging.

“Fogging itu dilakukan kalo sudah ada yang positif terkena DBD. Banyak dari para warga itu meminta fogging kerana mereka menganggap itu adalah cara terbaik. Padahal yang paling penting itu adalah menjaga kebersihan dan menerapkan 3M,” jelasnya.

Najih juga mengungkapkan untuk melakukan fogging itu tidak bisa sembarangan serta banyak persyaratan sebelum akhirnya bisa dilakukan proses fogging.

“Fogging itukan ada SOP-nya. Kalo sudah keluar dari data KDRS rumah sakit bahwa pasien tersebut positif terkena DBD, kemudian Penyelidikan Epidemiologi (PE) dulu bersama pihak Puskesmas. Kalo sudah maka kami baru bisa melakukan fogging ke wilayah rumah pasien tersebut. Nanti baru berikan edukasi dan dikasih ABATE,” sebutnya.(Md).