SAMPANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi fenomena badai matahari yang melanda wilayah Indonesia, selama tiga hari kedepan 11-13 Oktober 2024 dan periode itu merupakan puncak badai matahari. Selasa, 15/10/2024.
Hasil analisis tim geofisika BMKG menunjukkan selama tiga hari ke depan Indonesia akan merasakan dampak dari badai matahari seperti gangguan yang cukup signifikan pada jaringan internet, termasuk yang menggunakan sistem satelit seperti Starlink.
Masyarakat juga dihimbau berhati hati dalam kegiatan dan bertransaksi menggunakan internet, komunikasi berbasis radio selama periode badai matahari tersebut. bahkan diketahui dampak dari tersebut kekeringan juga menjadi kasus yang lebih parah.
Kalaksa BPBD Kabupaten Sampang, Candra mengatakan, berdasarkan data BMKG itu, tahun ini semua kecamatan di kabupaten setempat diprediksi akan terdampak kekeringan. Namun dengan tiga jenis kekeringan berbeda. Yaitu, kekeringan kritis, kekeringan langka dan kekeringan terbatas.
Candra menjelaskan, kekeringan kritis adalah suatu daerah dengan penduduk yang jauh dari sumber air, berjarak lebih dari 3.000 meter. Sedangkan kekeringan langka jaraknya antara 500-3.000 meter. Sementara kekeringan langka terbatas jaraknya sejauh 100-500 meter.
“Faktornya karena kondisi geologis atau unsur bebatuan tanahnya. Sehingga sumber air atau cekungan air tanahnya memang tidak ada sumber air,” terangnya.
Menurutnya, ada beberapa kecamatan yang terdampak kekeringan kritis yakni 12 desa di Kecamatan Sreseh, dua desa di Kecamatan Banyuates, 15 desa di Kecamatan Kedungdung, serta tujuh desa di Kecamatan Karang Penang.
“Selanjutnya, 10 desa di Kecamatan Tambelangan, sembilan desa di Kecamatan Sokobanah, enam desa di Kecamatan Pangarengan dan sembilan desa di Kecamatan Robatal. Berikutnya, tujuh desa di Kecamatan Sampang, ” pungkasnya. (Md).