Bantuan Fakir Miskin dan Kaum Duafa Di Sampang Hanya Tercover 10 Persen

SAMPANG – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sampang memberikan bantuan pada fakir miskin dan kaum duafa sebanyak 164 penerima dengan jumlah mulai dari Rp 400 hingga 600 ribu, tapi tidak semua yang berhak menerima bantuan bisa tercover.

Ketua Baznas Sampang KH. Abd. Rouf Al-Hitami menyatakan, bahwa bantuan kepada fakir miskin dan kaum duafa di Sampang dilakukan sejak 2020. Sedangkan untuk provinsi sejak 2019, meskipun saat ini bantuan tersebut sudah merata pada 14 Kecamatan.

”Dan penyaluran untuk Kecamatan kami dibantu oleh wali fakir yang menyampaikan pada sasaran,” jelasnya, Selasa, 18/07/2023.

Menurut Rouf, sejak perubahan pimpinan Baznas jawa Timur (Jatim), penyaluran bantuan tidak memakai sistem manual, tetapi menggunakan rekening yang berhak melalui wali fakir dengan alasannya lokasi penerima berada di daerah pinggiran.

”Jadi jika bantuan itu datang, wali fakir yang ambil dari ATM. Tetapi laporannya harus ada setiap pencairan. Karena nanti kami laporan juga ke Baznas Provinsi,” ungkapnya.

Jumlah penerima dari provinsi sebanyak 71 dan Kabupaten 75 orang dengan besaran nominal tidak sama dan tergantung dari kelas masing-masing. Misalnya kelas A Rp 600 ribu dan kelas B Rp 400 ribu setiap bulan.

Dia menyatakan , bahwa saat ini penerima bantuan masih belum tercover secara keseluruhan. Padahal, warga Sampang masih banyak yang terkategori miskin. Sedangkan penerima bantuan saat ini merupakan warga yang benar-benar tidak bisa bekerja dan tidak ada yang menampung.

”Kalau masih bisa bekerja dan ada yang membantu (menampung) kebutuhannya tapi masih fakir, kami bantu dengan modal usaha. Karena sekarang sudah ada Baznas profinace,” ucapnya

Jumlah fakir miskin dan kaum duafa di Sampang ribuan hal itu menurut data yang ada di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak (Dinsos PPPA), dan dari data fakir yang belum tercover itu, maka Baznas masuk.

”Makanya data kami sama dengan dinsos. Kalau di persenkan penduduk miskin yang sudah tercover, dan sekarang sudah ada 146, itu masih 10 persen yang sudah tercover,” tuturnya.

”Memang saat ini kami target pemberdayaan ekonomi produktif. Dengan itu kami galakan modal usaha. Karena itu lebih bermanfaat. Dan bisa merubah manset warga dari yang konsumtif menjadi produktif,” pungkasnya. (FS)