Virus Covid -19 Varian Baru Arcturus, Menjelang Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2023

SAMPANG – Sebagian warga mengaku lebih santai menjelang mudik ke kampung halaman tahun ini meskipun terdapat temuan Covid-19 varian Arcturus atau Omicron XBB.1.16 di Indonesia. Bagi sebagian lainnya mengatakan bakal mewaspadai penularan Covid terutama terhadap anggota keluarga yang memiliki komorbid, sebagaimana dianjurkan sejumlah ahli kesehatan, Selasa, 18/04/2023.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyarankan vaksin tambahan bagi masyarakat yang bersiap mudik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sedang memantau subvarian Covid-19 baru bernama Arcturus. Varian ini pertama kali terdeteksi di beberapa negara pada akhir Januari lalu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengonfirmasi bahwa varian baru Covid-19 Arcturus alias subvarian Omicron XBB 1.16 sudah masuk ke Indonesia.

“Dua kasus,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi

Di Sampang sendiri Kasi Humas RSUD Moh Zyn Wiwin, mengatakan virus varian baru, XBB.1.16 memiliki satu mutasi tambahan yang menurut penelitian laboratorium, membuatnya lebih menular dan berpotensi lebih patogen.

“Sudah beredar selama beberapa bulan. Kami belum melihat perubahan tingkat keparahan pada individu atau populasi, tetapi itulah mengapa kami menerapkan sistem ini,” jelasnya.

Wiwin juga menjelaskan varian baru ini, memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infektivitas serta potensi peningkatan patogenisitas,” sambungnya.

Kami RSUD Moh Zyn tetap dalam hal penanganan medis untuk menjaga sama seperti pengalamam covid ditahun sebelum jika ada lonjakan, Perlu melindungi diri dengan vaksinasi Covid-19 dua dosis, serta menambahkan dosis ke 3 atau booster di pelayanan Kesehatan terdekat atau layanan vaksinasi yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan.

“Meskipun indikator penanganan COVID-19 saat ini menunjukkan perbaikan, kita tetap harus terus waspada karena kita masih dalam status pandemi. Konsep penting pada saat endemi, walaupun kasusnya masih ada, namun tidak akan mengganggu kehidupan seperti saat ini di mana aktivitas-aktivitas seperti kehidupan sosial, kehidupan beragama, dan pariwisata tidak terganggu dengan adanya kasus COVID-19,” pungkasnya.

(Md)