SAMPANG – Menjelang akhir tahun pupuk di kabupaten Sampang habis. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Sampang minta petani gunakan pupuk kandang. Sedangkan Petani kecewa terhadap Dinas yang berkecimpung di dunia pertanian itu, sebab sarannya justru memberatkan.
Kepala bidang (Kabid) Penyuluh dan Holtikultura Disperta-KP Sampang Nurdin menyuruh petani menggunakan kotoran sapi sebagai pengganti pupuk. Sebab, pupuk subsidi saat ini sudah habis.
“kalau saran saya manfaatkan kotoran sapi itu,” ujarnya, Kamis (15/12/22).
Alasannya meminta petani menggunakan kotoran sapi, dikarenakan harga pupuk non subsidi terbilang mahal. Hanya saja, semisal petani mampu membeli pupuk non subsidi, ia sangat memperbolehkan.
“Sebab pupuk non subsidi mahal. Jadi solusinya ada dua, gunakan kotoran sapi, atau beli pupuk non sub sidi,” sahutnya.
Ditanya waktu Terkait tersedianya pupuk subsidi, ia menjawab tahun depan. Serta ia berjanji, pada bulan Januari pupuk subsidi sudah tersedia.
“Kami sudah bekali poktan, tatacara mengolah pupuk kandang menjadi pupuk organik,” imbuhnya.
Sementara Petani Asal Kampung Lembung Dusun Nangger Desa Plakaran Kecamatan Jrengik Sarbaini kecewa terhadap saran Disperta KP itu. Bagaimana tidak, sebab menurutnya kebanyakan petani sudah menggunakan kotoran sapi untuk mengimbangi pupuk subsidi. Artinya, sekarang petani itu sangat membutuhkan kan pupuk.
“Sekarang kami butuh pupuk, kalau kotoran sapi sudah menjadi rutinitas kami untuk memindahkan ke sawah,” sambungnya.
Terlebih, pemuda beranak dua itu mempertanyakan kinerja dari pada dinas pertanian. Sebab, selama ia bertani masih belum mendapatkan pelatihan mengolah pupuk kandang menjadi popok organik. Sementara keberadaan Kelompok tani setempat, hanya mendata untuk kartu tani saja.
“Kami tidak tau caranya, kalau gunakan pupuk kandang mentah kami sudah melakukan. Sekarang kami butuh inovasi daripada Dinas urusan pertanian itu,” pungkasnya.
(AHe)