SAMPANG – Minimnya lapangan pekerjaan mendorong banyak warga di kota Sampang, Jawa Timur, untuk memilih merantau ke daerah lain. Peluang kerja yang terbatas, baik di sektor formal maupun informal, menjadi pemicu utama bagi mereka untuk mencari nafkah.
Sebanyak 818 orang memilih merantau ke luar Negeri. Faktor utama mereka merantau atau menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) itu disebabkan karena faktor lapangan pekerjaan. Jumat. 02/05/2025.
Terbukti setiap bulannya, ratusan pelamar datang ke Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) guna mendapatkan kartu kuning untuk melamar pekerjaan.
Kepala Bidang (Kabid) Penempatan, Perluasan Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Perta) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sampang, Uriantono Triwibowo mengatakan, ratusan PMI tersebut terbilang dari tahun 2023 mencapai 412 orang, tahun 2024 ada 221, dan tahun 2025 ada 185 terhitung sejak Januari hingga Mei.
“Dari tahun 2023-2025 semuanya ada 818 orang, dan yang berangkat dari Januari hingga Mei 2025 ada 185 orang,” tuturnya.
Ia mengakui bahwa jumlah lapangan pekerjaan di Sampang tak sebanding dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Hal ini akhirnya berdampak pada kurangnya lokasi penempatan kerja hingga membuat masyarakat memilih pergi ke tempat lain. Sehingga ratusan warga Sampang memilih jadi PMI karena di Sampang sulit mencari lapangan pekerjaan, selain itu karena tuntutan ekonomi.
“Mereka itu dari wilayah berbeda, diantaranya wilayah Camplong, Banyuates, Karangpenang, Sreseh, dan Ketapang,” imbuhnya.
Selain persoalan kurangnya lapangan kerja, alasan masyarakat Sampang lebih menyukai pergi merantau sebab menurutnya gaji yang diberikan perusahaan di luar daerah lebih menggiurkan.
Uriantono menyebutkan, memilih Negara Arab Saudi, Singapura, Turki, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
“Ada yang ke Arab Saudi, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, sekarang yang naik daun itu Negara Turki,” pungkasnya.(Md).