SAMPANG – Tradisi Petik Laut merupakan bentuk ungkapan syukur masyarakat nelayan atas hasil laut dan sebagai pemohon berkah rezeki serta keselamatan. Tradisi ini biasanya dilakukan sekali dalam setahun. Minggu, 20/04/2025.
Terkecuali warga Desa Gulbung Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang menggelar petik laut. Kegiatan ini adalah tradisi bagi warga pesisir di Kota Sampang yang digelar setiap tahun.
Tradisi petik laut ini sejatinya merupakan bentuk selamatan desa dan para warga sebagai syukur atas nikmat dan rezeki melimpah kepada para nelayan ataupun bagi para petani garam di Desa Gulbung.
Tokoh Masalah Gulbung H.Mustofa mengatakan bahwa kegiatan petik laut ini merupakan Tradisi ini memang menjadi salah satu keinginan besar warganya.
Tradisi ini konon merupakan bentuk rasa syukur kepada alam dan Tuhan atas rezeki yang sudah diberikan kepada warga. Ini karena mereka percaya bahwa mengumpulkan ikan di laut adalah keberuntungan.
“Petik laut ini dilakukan untuk memenuhi keinginan dari masyarakat, tokoh agama dan masyarakat serta nelayan agar bisa melestarikan dan menjaga apa yang menjadi tradisi nenek moyang kita berupa selamatan desa atau petik laut,” katanya.
Menurutnya, kegiatan ini harus terus dilestarikan sebagai salah satu kekayaan budaya dan kearifan lokal.
“Kita telah banyak mendapat berkah dari laut, maka menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memelihara kelestarian laut. Saya harap kita bisa menjaga ekosistem laut, tidak merusak terumbu karang, atau membuang sampah di laut,” ujarnya.
Sedangkan Tokoh Agama KH. Abdul Mannan menyampaikan, jika tradisi petik laut sudah seharusnya didukung semua pihak khususnya Pemerintah Kabupaten Sampang. Terlebih, banyak momentum dan manfaat yang akan diperoleh dengan adanya tradisi itu.
“Tradisi ini merupakan kearifan lokal yang harus didukung penuh semua pihak dan menjaga tradisi ini tidak hanya tugas warga di Desa Gulbung, tapi tugas kita bersama. Semoga dengan adanya tradisi ini membawa keberkahan bagi warga Kalibuntu,” tuturnya. (Md).