Hama Burung Pipit Hantui Petani di Sampang Jelang Pergantian Tahun

SAMPANG – Ratusan hektare (ha) lahan sawah petani memasuki awal tanam padi di wilayah Sampang, khususnya Kecamatan Jrengik di hantui oleh hama burung pipit. Jumat, 06/12/2024.

Serangan hama burung pipit pada tanaman padi bisa terjadi pada musim tanam padi, terutama menjelang panen. Burung pipit menyerang tanaman padi yang sudah berumur 70–80 hari.

Untuk mencegah serangan tidak merajalela para petani harus menjaga lahan sawah dari pagi sampai sore hari. Lalu memasang orang-orangan di seluruh penjuru sawah mereka.

“Kawanan burung pipit paling banyak turun saat pagi ketika matahari terbit. Sore, paling banyak menjelang magrib. Kalau tidak dijaga, tiga hari saja bisa habis digasak satu petak ukuran 1.600 meter persegi,” tutur Fauzi petani Desa Jrengik.

Fauzi mengaku seharian penuh harus menjaga lahan sawah yang sedang menguning itu. Apalagi lokasi lahan sawahnya persis dekat kebun warga dan tidak jauh dengan lereng perbukitan.

Karena lokasi itu, kawanan burung kecil pemakan gabah padi segar itu sangat mudah menyerang. Ketika burung berparuh tajam itu keluar dari hutan, langsung berhadapan dengan sawah.

“Harus mengawasi di lokasi dan menghalau langsung saat kawanan burung turun menyambar tanaman. Kalau pulang atau keluar lokasi, harus ada pengganti yang jaga,” tambahnya.

Sementara, Kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan (Disperta KP) Sampang, Suyono mengatakan bahwa burung jenis pipit merupakan hama yang dapat menyerang tanaman padi yang mengakibatkan kerusakan.

Akan tetapi kami (Disperta-Kp) telah melakukan langkah signifikan guna mencegah tanaman rusak oleh hama burung seperti koordinasi dengan pihak mendatangkan kementrian.

“Sehingga laporan dari petani kami laporkan ke kementrian, alhasil respon dari kementerian menanggapi langsung dan langsung di proses, ” ujarnya.

Lebih lanjut, pihak kementerian akan melakukan monitoring diadakan meeting terlebih dahulu mana tempat yang banyak didatangi burung.

“Nah, untuk pemasangannya, jaring itu bisa membujur membentuk huruf L atau T, tapi intinya ketika ada burung yang datang itu nanti akan dikirim ke titik yang banyak tadi,” terangnya.

Selanjutnya, ketika burung mendekati jaring dilempar menggunakan tanah sambil meniup peluit, otomatis burung nyangkut ke jaring. “Tapi harus ada keahlian kecepatan,” sarannya .

Tapi kami sudah mendatangkan ahlinya dari Sidoarjo. Bahkan di Jrengik kemarin sekali digunakan bisa tangkap 200 burung. “Kalau nanti petani sudah menggunakan alat itu, ahlinya siap menerima setoran burung itu,” pungkasnya. (Md).

Exit mobile version