SAMPANG – Fluktuasi harga cabai rawit masih bertahan di kisaran Rp 17 ribu hingga 20 ribu per kilogram. Dengan semua biaya produksi yang dikeluarkan petani, keuntungan yang didapat terbilang tipis. Bahkan ada petani yang tekor karena hasil panen kurang bagus. Selasa, 03/09/2024
Hal tersebut disampaikan H. Mustofa, 65, salah satu petani cabai rawit di Desa Gulbung, Kecamatan Pangarengan mengatakan, saat ini, harga cabai lagi murah sekali. Satu kilogramnya bisa Rp 17-20 ribu. Dengan perkiraan panen sebanyak 50 kilogram, dalam sekali panen, dia hanya memperoleh Rp 600-750 ribu. Padahal, biaya produksinya mencapai lebih dari Rp 2 juta. Dia menyebutkan, biaya itu untuk membeli pupuk, pestisida
Dalam dua bulan masa tanam cabai rawit, pemupukan dilakukan setiap 15 sampai 25 hari. Sehingga, dalam satu kali masa tanam memerlukan empat kali pemupukan. Dengan lahannya yang seluas 1.500 meter persegi itu memerlukan 25 kilogram pupuk ZA dan 15 kilogram pupuk NPK untuk sekali pemupukan.
“Dengan harga cabai rawit yang sangat rendah, dia bisa mengalami kerugian. Untuk itu, dia berharap, ketika panen satu minggu lagi, harga cabai rawit di pasar bisa naik lagi, ” ucapnya
Sementara itu Hamid , 45, salah satu pedagang atau pengepul cabai rawit mengatakan, harga cabai rawit tidak bisa dipastikan. Bahkan bisa berubah dalam hitungan Perminggu.
“Misalnya, siang ini harganya Rp 25 ribu, minggu depan Rp 23 ribu. Tergantung pasarnya,” kata dia.(Md).