Miris, Pasutri Lanjut Usia di Sampang Tinggal di Gubug Tanpa Aliran Listrik

SAMPANG – Kabupaten Sampang Madura hingga 2024 ini, masih tercatat banyak termiskin penduduknya se Jawa Timur. Bahkan angkanya naik 0,15 persen atau 3,74 ribu jiwa dari tahun sebelumnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat bahwa pada tahun 2023 angka kemiskinan mencapai 21,61 persen atau 221,72 jiwa. Sedangkan tahun 2022 capai 21,61 persen atau 217,97 jiwa.

Tak terkecuali Bapak Pekong (70) dan istrinya, Surati (64), hidup tanpa keturunan dan kini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa sebagian dari rumah mereka telah roboh. Senin, 08/07/2024

Sepasang suami istri (Pasutri) yang tengah dilanda kesulitan ekonomi dan kondisi tempat tinggal yang memprihatinkan terletak Di Dusun Gang Pao, Desa Banjar Tabulu, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur,

Bapak Pekong sendiri telah menderita stroke selama empat tahun terakhir, membuat kehidupan sehari-hari mereka semakin sulit. Saat musim hujan tiba, mereka sering kali terpaksa mencari tempat berteduh di musholla terdekat karena rumah mereka yang tidak layak huni.

“Ya mau bagaimana lagi mas, kami syukuri saja dengan apa yang sudah terjadi,” Ucapnya pekong saat di datangi awak media

Sementara menurut istri nya surati manyampaikan keluarga kecil ini juga harus hidup tanpa aliran listrik, menambah beban di tengah kondisi yang sudah berat.

Kehidupan pasangan lansia ini menggambarkan betapa beratnya perjuangan hidup mereka di usia senja, dan menjadi potret nyata dari warga yang membutuhkan perhatian dan bantuan lebih lanjut.

“Rumah saya sebagian sudah rusak dan tanpa aliran listrik, saya berharap rumah yang saya tempati ini bisa kembali utuh seperti halnya orang yang tinggal pada mestinya,”Ujarnya.

Mendengar jeritan hati warga yang butuh uluran tangan Aliansi Wartawan Sampang (AWAS) langsung menindak lanjuti ke lokasi

Ahmad Jumaadi selaku ketua awas didampingi anggotanya, serta mewakili keluarga besar AWAS, menyatakan rasa syukurnya dapat mengunjungi keluarga Bapak Pekong setelah menerima informasi dari warga mengenai kondisi memprihatinkan keluarga ini.

“Syukur Alhamdulillah, kami bisa mengunjungi keluarga Bapak Pekong yang kondisinya sangat memprihatinkan, rumahnya sebagian roboh dan sudah lama sakit lumpuh (stroke),” ujarnya.

Cak Jum juga berharap ada donatur dan pemerintah yang peduli dengan keadaan keluarga Bapak Pekong, yang hidup bersama istrinya, Surati (64), tanpa keturunan.

“Semoga bantuan yang kami bawa bisa bermanfaat,”pungkasnya.(Md).

Exit mobile version