Pj Bupati Sampang Tekankan, Aset Tanah yang Belum Bersertifikat Segara di Rapikan

SAMPANG – Saat ini, masih ada ribuan bidang yang merupakan aset berupa tanah milik Pemkab yang masih dalam proses penyertifikatan. kamis, 27/06/2024

Penatausahaan aset tanah di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, kembali menjadi sorotan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas laporan keuangan Pemkab Sampang untuk tahun anggaran 2023.

Menurut laporan Panitia Kerja (Panja) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang, salah satu temuan utama BPK adalah banyaknya bidang tanah milik Pemkab yang belum bersertifikat. Dari total 3.942 bidang tanah, masih terdapat 1.570 bidang yang belum memiliki sertifikat.

Pj Bupati Sampang, Rudi Arifiyanto mengatakan, kalau ribuan tanah aset daerah itu memang merupakan lahan yang harus dirapikan. Dan itu tidak bisa dilakukan secara langsung, melainkan harus dijalankan secara bertahap. Karena memang secara kapasitas pihaknya harus koordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

“BPN itu juga punya program yang namanya PTSL, itu yang menjadi prioritas mereka. Tapi kita tetap akan coba kejar biar aset-aset daerah itu bisa optimal,” katanya,

Salah satu aset yang disebut Pj Bupati adalah tanah di belakang PT SSS, Desa Sejati, Kecamatan Camplong, yang bisa disewakan.

“Siapa pun yang ingin menyewa, kami akan sangat senang, baik itu HCML, Medco, atau perusahaan besar lainnya. Kami mendorong hal ini,” tegasnya.

Sementara Anggota Panja LHP BPK DPRD Sampang, Moh Iqbal Fathoni, mengharapkan Pj Bupati bersama OPD terkait terus berkoordinasi dan bersinergi dengan BPN untuk penerbitan sertifikat tanah aset milik Pemkab.

“Diharapkan Pj Bupati mengalokasikan anggaran untuk kegiatan ini,” ujarnya.

Sedangkan, Ketua Panja LHP BPK DPRD Sampang, Alan Kaisan, menambahkan bahwa masalah ini sudah menjadi problematika klasik, bahkan sudah menjadi temuan BPK sejak 2022. Meski sebelumnya sempat dianggarkan Rp1,5 miliar, hanya sekitar 30 bidang tanah yang berhasil disertifikasi.

“Dari target 1.570 bidang tanah, hanya terealisasi sekitar 30 bidang. Kami harap masalah ini bisa selesai pada akhir 2024 hingga 2025,”terangnya.(Md).