SAMPANG – Tenaga guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Sampang mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) sangat minim atau bisa dikatakan belum ideal, sehingga setiap guru yang ada butuh bekerja lebih ektra.
“Untuk jumlah guru, terdiri 10 guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), 3 guru TU, dan 1 Guru Tidak Tetap (GTT),” jelas Wardatus Sa’adah Kepala Sekolah (Kepsek) SLB Sampang, Sabtu 19/08/2023.
Menurut dia, jumlah siswa di lembaganya saat ini mencapai 56 anak. Dan hal itu tidak sebanding dengan jumlah tenaga guru yang ada.
Wardatus menyayangkan bahwa menjadi pengajar mengajar di SLB jauh berbeda dengan sekolah pada umumnya. Alasannya karena siswa dengan kondisi autis, harus ada dua guru yang mengajarinya dengan posisi satu di depan dan satu lagi di belakang siswa.
Selain itu, setiap kelas di SLB maksimal diisi 10 siswa karena sulitnya mengkondisikan. Sebab mengajar satu orang siswa sama dengan mengajar 10 orang siswa di sekolah lain.
“Begitupun untuk pelajaran, kami tidak menyamaratakan, artinya setiap siswa di satu kelas akan menerima pelajaran yang berbeda sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa,” terangnya.
Atas kondisi minimnya tenaga guru, Wardatus Sa’adah berharap SLB Sampang menjadi prioritas adanya penambahan guru, salah satunya melalui seleksi PPPK, mengingat honorer tidak diperbolehkan.
“Untuk kondisi saat ini, para guru harus bekerjasama atau berkoordinasi sesama guru secara intens sehingga saling menjaga peserta didik,” pungkasnya. (FS)