SAMPANG- Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Perikanan Kabupaten Sampang terus berupaya untuk memfasilitasi penguatan usaha, bisnis dan investasi sektor kelautan dan perikanan yang mempertemukan nelayan, pembudidaya, pengolah, dan pemasar produk perikanan dengan perusahaan-perusahaan yang bisa mendukung usaha para pelaku usaha tersebut. memang cukup besar, Hal ini tidak lepas dari letak goegrafis Kabupaten Sampang yang berdekatan dengan wilayah pesisir laut.Sabtu/06/08/2022
Kabid Perikanan Tangkap dan Kenelayanan Dinas Perikanan Sampang, Siti Asiya menyampaikan bahwa jumlah nelayan di seluruh Kabupaten Sampang
Menurutnya, jumlah nelayan terbanyak tersebar di Kecamatan Kota Sampang mencapai 4.800 orang. Mereka berasal dari 2 desa dan 2 kelurahan berbeda. Meliputi, 4.021 nelayan asal Desa Mandangin, 189 nelayan asal Desa Aeng Sareh, 570 nelayan asal Kelurahan Polagan, dan 20 nelayan di Kelurahan Banyuanyar.
Selain Kecamatan Kota Sampang, lanjut Asiya, di Kecamatan Banyuates terdapat 2.118 nelayan. Ribuan nelayan itu berasal dari enam desa berbeda. Kemudian, di Kecamatan Sokobanah ada 1.871 nelayan yang berasal dari empat desa.
“Kecamatan Pangarengan ada 288 nelayan. Lalu, 2.953 nelayan di Kecamatan Camplong, 2.140 nelayan di Kecamatan Sreseh, 1.393 nelayan di Kecamatan Ketapang, dan paling sedikit 34 nelayan di Kecamatan Kedungdung. Total keseluruhan ada 15.597 nelayan di Kabupaten Sampang,” ujarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah memberikan perhatian kepada para nelayan di Kota Bahari. Yakni berupa pembinaan agar senantiasa menjaga kelestarian laut serta mengembangkan potensi perikanan di Kabupaten Sampang.
Selain itu, Asiya mengatakan, pihaknya juga menyalurkan bantuan alat tangkap dan turut melarang penggunaan alat tangkap yang dilarang karena bisa merusak lingkungan dan ekosistem laut.
“Jumlah nelayan di Sampang memang cukup besar, karena bekerja sebagai nelayan sudah menjadi mata pencaharian masyarakat,” tutupnya. (Mohdy)