Pembuatan Kapal Nelayan Tradisional, Harganya Bisa Mencapai Puluhan Juta

SAMPANG – Banyak tempat pembuatan perahu kayu di wilayah Sampang, tetapi yang sangat terkenal berlokasi di Desa Gulbung, kecamatan Pangarengan.

Lamanya pembuatan sebuah perahu yaitu sekitar tiga hingga enam bulan. Kadang-kadang lebih lama, tergantung dari kesiapan bahan dan musim.

Hingga saat ini, Kabupaten Sampang masih dikenal sebagai produsen Perahu kayu, dimana para pengrajinnya tetap mempertahankan tradisi dalam pembuatan perahu tersebut, Sabtu, 18/02/2023.

Pembuatan perahu cukup unik, karena proses pembuatannya memadukan keterampilan teknis dengan kekuatan magis.

Di antara kapal kayu tradisional yang sedang dalam proses penyelesaian ini, terlihat Koher (40) bersama tiga orang rekannya sedang sibuk menyelesaikan kapal kayu

“Butuh waktu enam minggu bagi Dori dan ketiga rekannya untuk mengerjakan satu unit kapal kayu nelayan ukuran kecil,” Ungkapnya

Koher mengatakan, bahan kayu yang digunakan untuk membuat kapal merupakan kayu kelas 1 meliputi meranti, mentru, dan laban. Jenis kayu tersebut sudah teruji tahan terhadap air hingga puluhan tahun.

“Kalau sekarang rata-kayu pembuatan kapal menggunakan kayu mentru karena muda didapat,” katanya

Koher menuturkan, keahlian membuat kapal kayu nelayan merupakan belajar secara otodidak.

“Ya belajar otodidak, belajar cara mengukur kayu, membentuknya menjadi papan untuk dinding kapal,” tuturnya

Di lain tempat yang sama pembuat perahu kayu, Rusnan mengatakan, pengerjaan konstruksi kapal kayu nelayan hampir sama seperti membuat rumah, mulai dari rancang bangun kapal sesuai model yang diinginkan. Daerah pesisir dan kondisi perairan menentukan jenis kapal nelayan yang akan dibuat.

“Ukuran kapal kayu nelayan menyesuaikan kebutuhan mulai dari panjang 8 meter hingga 20 meter. Panjang dan lebar kapal menyesuaikan area sandar berbentuk dermaga pendaratan ikan dan kontur pantai,” ungkap Rusnan

Untuk kapal kayu nelayan yang Ia buat pada umumnya kapal tangkap ikan jenis kasko dengan konstruksi bagian haluan lancip, kuat dan kekar. Bagian buritan melebar menjadi ciri khas perahu tangkap ikan jenis kasko.

“Haluan depan yang kuat menyesuaikan sebagian lokasi sandar yang sebagian batu karang, dermaga cor beton sehingga harus kuat,”lanjut

proses pengecatan akan dilakukan selama dua pekan hingga pengeringan. Setelah semua proses dilalui, kapal kayu tradisional akan ditarik ke pantai. Meski terlihat sederhana dan kuno, konstruksi kapal ikan tradisional buatannya menyerap anggaran hingga ratusan juta.

“Untuk satu unit kapal kayu ukuran kecil seperti yang saya buat ini harganya Rp 50 juta, kalau kapal kayu ukuran besar harga bisa sampai Rp 80 juta,” Tutupnya
(Md).