Ragam  

Ceritakan Sejarah Madura Melalui Lukisan Tangan

BANGKALAN – Chairul Anwar tetap produktif berkarya dengan lukisan-lukisan yang masih berkaitan erat dengan sejarah madura. Pria kelahiran Bangkalan 1962 itu, terpana dengan dunia seni rupa sejak duduk di bangku SD. Namun setelah pensiun dari status guru di salah satu sekolah, kini mengisi aktivitas kesehariannya dengan melukis, Sabtu (21/01/2023).

Kurator Chairul Anwar mengatakan plan terbesarnya sekarang yakni hanya bercerita dengan karya lukisnya. Dengan menggelar pameran yang bertajuk Solo Exhibition dalam program From The Stage History of Madura. Namanya tidak asing bagi pecinta dunia lukis, apalagi di kelas Kabupaten Bangkalan.

“Melukis itu gampang tapi harus menggunakan perasaan yang begitu dalam, untuk mendapatkan hasil yang bagus dan halus,” tutur laki-laki yang sudah dikaruniai dua anak perempuan dan satu anak laki-laki itu.

Bahkan dia mengungkapkan, pernah ditawari dari Jakarta dalam program Japan Foundation untuk pameran tunggal. Pada waktu itu dia lebih memilih mengangkat tajuk Potret Madura selama satu bulan. Rupanya tidak berhenti di situ, dia juga pernah membawa lukisannya ke Belandan pada tahun 2000 an.

“Waktu itu mengikuti pameran di Dan Haag, Belanda. Mungkin rejeki saat itu dibuka untuk saya, sampai lukisan habis terjual semua,” jelas laki-laki pensiunan yang berdomisili di Perum Pangeranan Asri tersebut.

Kepedulian terhadap dunia seni, baik itu berupa karya lukis maupun literasi, dia hanya berharap Pemkab Bangkalan memberikan ruang dan tempat bagi seniman lokal. Adapun karya lukis yang dihasilkan, menceritakan sejarah Air Mata Ibu, Arosbaya. Bahkan kisah-kisah peperangan terdahulu juga menjadi buah karya lukisnya saat ini.

“Semoga saja harapan para pegiat kesenian diamini pemerintah, dan bisa membuat generasi lebih aktif dalam berkarya juga ikut serta mengenalkan madura dengan karya-karya terbaiknya,” Pungkasnya. (AK)