Petani Garam Masih Terpuruk, Harga Bagus tapi Garam Habis

SAMPANG – Kondisi cuaca yang tidak menentu menyulitkan petambak garam untuk memulai produksi. Sementara ini, mereka belum berproduksi karena suhu baru mulai panas.

Petambak garam dan pengepul Patani rakyat asal Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan H. Wali mengatakan, hingga saat ini belum mendapatkan garam Sebab, Petani garam sedikit memproduksi karena faktor cuaca

“Kondisi saat ini ujian terbesar bagi para petambak garam, sebab belum bisa lakukan produksi garam termasuk saya, padahal sekarang Harga garam udah tembus 1 Sak itu kurang lebih 85 kg itu harganya Rp.350.000” katanya, Senin, 16/01/2023

Diakuinya bahwa proses produksi garam benar-benar terganggu. Sehingga beberapa patambak garam memilih berhenti memproduksi garam dan beralih ke usaha pertambakan. Ada juga yang terus melanjutkan.

Dia juga mengakui bahwa proses produksi saat ini sedang dilakukan. Tetapi, Garam petani tidak Ada sedangkan permintaan Garam butuh hal ini menjadi pusing

“jadi permintan konsumen banyak tapi garam tidak ada ditambah Cuacanya tidak menentu, ada yang takut meskipun harganya mahal dari tahun sebelumnya,” ucap dia.

Sejatinya dia mulai menggarap lahannya pada April lalu, namun kerap turun hujan saat penjemuran air garam. Jika menilik tahun-tahun sebelumnya, kata H. Wali, seharusnya telah memasuki kemarau panjang dan tidak sering hujan.
Lain halnya pembeli garam /pengepul petani garam H. Andi warga kelurahan Polagan saat ini permintaan Garam dari luar pulau banyak dengan harga garam yang saat ini melonjak naik hampir kisaran harga Rp. 350.000. Namun garam petani sudah tidak ada lagi di gudang
“Permintaan garam banyak sedangkan garam tak ada” Singkatnya
Menurutnya Harga garam yang naik itu per tiga tahun sekali, mungkin karena faktor cuaca atau musim kemarau yang tidak lama sehingga hasil produksi sedikit
(Md)