Ragam  

Pasca Banjir, Petani Alami Kekeringan dan Wabah Burung

SAMPANG – Beberapa pekan lalu Sampang dilanda banjir. Tetapi sekarang, wabah burung dan kekeringan datang tak diundang. Dua hal itu, dapat ditemui pada petani di dua kecamatan. Yakni, kecamatan Jrengik dan Kedungdung kabupaten Sampang.

Salah satu petani asal kecamatan Jrengik Juwai mengatakan, bahwa pasca hujan besar beberapa pekan lalu hingga sekarang ini, sawah-sawah kering. Sehingga banyak tanaman padi yang rusak (warna kuning penyakit).
“Tanaman padi itu menguning, padahal belum waktunya menguning,” ujarnya, Jum’at (13/1/23).

Selain itu, serangan burung pipit semakin menjadi pada padi saat ini. Burung pipit yang ada di sebelum-sebelumnya berbeda dengan saat ini. Sekarang, burung pipit justru lebih banyak.
“Apalagi burung pipitnya, tambah banyak yang menyerbu,” ungkapnya.

Diteruskan oleh petani asal Desa Pesarenan Kecamatan Kedungdung Fais, mengatakan, bahwa serangan burung pipit sangat diresahkan karena bisa mengurangi hasil panen. Sebab, upaya pencegahan untuk mengusir semacam tidak berguna.
“Kalau pencegahan sudah dilakukan oleh masyarakat, mulai dari pasang patung-patungan bahkan alat bunyi dari angin tidak efektif untuk mengusir burung pipit,” sambungnya.

Selain diresahkan, para petani mengeluh karena serangan burung pipit bisa mengancam hasil panen berkurang dari musim panen sebelumnya, ia juga berharap ada solusi dari Dinas Pertanian.

Hal senada juga disampaikan oleh Malik juga warga Pesarenan, ia mengutarakan, para petani dibuat kelimpungan akibat serangan burung pipit, diusir dengan cara sederhana tidak mempan bahkan sebagian petani ada yang menggunakan cara menembak atau memasang jaring.
“Cara itu sama saja tidak ampuh, burung pipit cukup bandel meski diusir dengan lempar tanah burung pipit tidak kabur,” paparnya.

(AHe)