Bilang Pupuk Ada, Tapi Hingga Kini Belum Direalisasikan

SAMPANG – Kelangkaan pupuk manjadi masalah utama bagi petani. Sebab untuk bercocok tanam, pupuk termasuk hal paling inti bagi petani. Sementara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang sebut pupuk sudah ada di kota bahari. Namun hingga kini masih belum bisa direalisasikan. Sehingga mau tidak mau, petani harus bersabar dalam menunggu penebusan pupuk tersebut.

Kepala Disperta KP Sampang mengatakan, meskipun saat ini pupuk sudah ada, namun masih belum bisa direalisasikan. Hal itu akan terhitung dari sekarang dan ke depan ini.
“Tidak bisa direalisasikan sekarang,” ujarnya, Rabu (4/1/23).

Menurutnya, terkait pupuk saat ini masih tahap penyelesaian Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) antara Kios dengan Distributor. Artinya, sekarang ini masih proses penandatanganan kontrak antara kios dengan Distributor. Apabila SPJB itu sudah selesai, maka pupuk bisa ditebus ke kios oleh petani.
“Sekarang masih tahap penandatanganan kontrak,” bebernya.

Dipastikan pekan ini, pupuk bersubsidi itu bisa ditebus. Serta ia berjanji, pupuk bisa ditebus paling lambat hari Jum’at.
“Paling lambat hari Jum’at, pupuk bakal bisa ditebus,” janjinya.

Tahun 2023 ini, katanya, Sampang mendapat bantuan total pupuk 55.137 ton. Rincian puluhan ribu ton pupuk itu, dari Urea 31.239 ton dan UMPK 23.898 Ton.
“Kalau Urea 31.239 ton dan UMPK 23.898 Ton, sudah ada di Sampang,” timpalnya.

Puluhan ribu pupuk itu, ia lanjut berpendapat, bisa dikatakan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan petani Sampang selama satu tahu.
“Pasti cukuplah, soalnya puluhan ribu ton,” sumbarnya.

Semisal puluhan ribu pupuk itu tidak cukup untuk digunakan selama setahun, maka pihaknya akan melakukan pengajuan kembali.
“Tetapi menurut hitungan kami, puluhan ribu itu lebih dari cukup,” sahutnya.

Sementara salah satu warga Kecamatan Jrengik (S) berharap kepada pemerintah yang berurusan dengan pertanian ini. Yakni, agar mendata petani yang menebus pupuk. Serta membatasi secara rata pupuk yang akan direalisasikan nantinya. Sebab sebelumnya, ia memiliki pengalaman buruk. Yakni, di kios-kios kadang ada salah satu petani yang menebus pupuk hingga berkali-kali. Sementara di sisi lain, ada petani yang tidak mendapat bagian saat ingin menebus, termasuk dirinya itu.
“Kami mohon agar penebusan pupuk ini, dilaksanakan secara adil,” pungkasnya.
(AHe)