Ragam  

Harus Bersembunyi untuk Menyerang, Permainan ini Termasuk Kekayaan Sampang

SAMPANG – Mereka bersembunyi dari incaran penjaga tiang yang baru saja ditempati untuk menghitung. Ada yang bersembunyi dibelakang rumah, di dalam kandang, bahkan dalam rumah juga ada anak yang bersembunyi.
Mereka melakukan sebuah permainan, biasnya orang terdahulu dan sekarang menyebut permainan itu, dengan satu kata, yakni ‘silep’. Permainan Silep itu, ada di Dusun Baban Desa Buker Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang. Permainan tersebut dimainkan dari zaman dulu hingga saat ini.

Salah satu pemuda Dusun Baban Desa Buker Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang Moh. Tio menjelaskan, melakukan permainan itu muda. Yakni minimal ada empat anak bisa lebih hingga 10 anak.
“Kalau cara bermainnya mudah. Minimal empat anak saja,” ucapnya, Sabtu (31/12/22).

Menurutnya, anak-anak itu harus melakukan Hompimpah hingga tersisa satu anak yang kalah, sebelum melakukan permainan Silep. Satu anak yang kalah itu, akan menjaga tiang atau satu pohon sebagai rumah. Sementara anak lainnya harus bersembunyi, jangan sampai kelihatan oleh satu anak yang menjaga tiang atau satu pohon itu.
“Hompimpa, lik palik tahu matta, nyambelli karepek, pasar malem mukka katok, nyiklak, nyiklak,” begitulah bunyi Hompimpah yang diperatekan Tio.

Dilanjutkan, anak yang kalah harus berkeliling mencari semua anak yang bersembunyi itu. Semisal saat pencarian, anak yang bersembunyi mampu menyerang (menyentuh tiang yang dijaga), maka anak yang menjaga dinyatakan kalah. Sehingga, anak yang menjaga itu, wajib menghitung mundur kembali dari angka sepuluh hingga satu.
“Sedangkan anak lainnya harus mencari tempat persembunyian yang aman,” ungkapnya.

Apabila anak yang menjaga mampu menemukan semua anak yang bersembunyi, Tio lanjut menguraikan, maka anak yang ditemukan paling pertama harus menjadi penjaga tiang. Sedangkan anak yang awalnya menjaga tiang, beralih tugas menjadi penyerang, atau bersembunyi untuk menyerang.
“Maka dari itu, untuk berebut satu tiang agar bisa di sentuh itu, harus dengan lari cepat dan strategi yang matang. Yakni, kerja sama antara anak bersembunyi sangat diperlukan dalam permainan Silep, ini,” tutupnya.

Tio berharap, agar permainan itu tetap dimainkan sepanjang masa ke depan. Meki pun, saat permainan asing di handphone (HP) acap kali menggiurkan untuk dimainkan.
“Kami harap, kekayaan Sampang semacam ini tetap dipertahankan. Bahkan kami berharap ada upaya pendataan oleh Disporabudpar terkait permainan tradisional semacam ini,” pungkasnya.
(AHe)