Gegera Tak Diminati, Bantuan Kedelai Hanya Sasar Dua Kecamatan ini

SAMPANG – Bantuan benih kedelai di kabupaten Sampang hanya Sasar dua kecamatan saja. Yakni hanya kecamatan Sokobanah dan Karangpenang. Diketahui bantuan benih kedelai yang diperoleh kota bahari seluas 4.770 hektar. Sementara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) berdalih, bahwa tidak semua wilayah cocok untuk ditanami kedelai.

Kepala Disperta KP Suyono membeberkan, bahwa dari 14 kecamatan di Sampang yang tersasar bantuan benih kedelai hanya dua kecamatan itu. Yakni kecamatan Sokobanah dan Karangpenang.
“Memang di dua kecamatan, Karangpenang dan Sokobanah,” bebernya Kamis (29/12/22).

Ia mengaku, sebagian bantuan benih kedelai sudah direalisasikan. Yakni, pada poktan-poktan di kecamatan Sokobanah. Sementara bantuan untuk kecamatan Karangpenang, masih dalam proses.
“Bantuan yang diterima poktan juga tidak sama, bergantung luas lahan yang diusulkan,” ujarnya.

Alasan bantuan kedelai hanya disalurkan di dua Kecamatan tersebut, ia lanjut berdalih, lantaran tidak semua daerah bisa ditanami kedelai. Sehingga dua daerah itu menjadi pusatnya penyaluran bantuan.
“Kecamatan lain sempat kami tawarkan untuk diusulkan kepada pemerintah pusat. Tapi tidak ada yang berkenan karena tanaman kedelai perawatannya cukup ribet,” sahutnya.

Dilanjutkan, bantuan yang disalurkan kepada petani tidak sama. sebab, Poktan dan luas tanam menjadi acuan dalam penerimaan bantuan benih kedelai itu.
”bantuan yang diberikan kepada petani juga tidak sama. Tergantung poktan dan luas tanamnya,” ungkapnya.

Dari sisi lain petani asal Desa Tobai Barat Nor Holik mengutarakan, bahwa perawatan kedelai tidak semudah tanaman lainnya. Misalnya seperti jagung dan kacang tanah. Apalagi untuk memetik hasil panen membutuhkan waktu sekitar 6 bulan dari masa tanam.

Dilanjutkannya, saat ada pendataan dari pemerintah desa mengenai bantuan benih kedelai memang tidak berkenan. Bahkan petani di desanya sempat trauma lantaran harga kedelai sempat anjlok.
“rata-rata kami tidak berkenan saat didata. Kalau kami lebih memilih bantuan kacang tanah ketimbang kedelai,” tutup Nur Holik.
(AHe)