BANGKALAN – Menjadi jembatan alternatif bagi anak-anak sat menempuh pendidikan ketika berangkat sekolah, namun sampai saat ini tidak kunjung diperbaiki oleh pemerintah desa setempat. Bahkan jembatan yang hanya memakai Bambu bulat itu, itu kerap dikeluhkan oleh warga Dusun Panteh, Desa Karangpanasan, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Ahad (11/12/2022).
Tokoh masyarakat H Rosid mengatakan jembatan yang terbuat dari Bambu itu diperkirakan sudah lebih 40 gahun tidak ada perbaikan. Sebab selama dia kecel hingga sekarang jembatan tersebut, memang tidak ada perubahan sama sekali.
“Kalau jembata itu sejak saya masih kecil memang seperti itu, dan tidak pernah diperbaiki,” tuturnya.
Dia menyampaikan jembatan dengan panjang 10 meter dan lebar 2,5 meter itu sudah pernah diukur oleh pihak pemerintah desa, kecamatan. Akan tetapi sampai jembatan tersebut membuat korban jatuh tidak ada kejelasan perbaikannya.
“Yang lewat itu anak-anak mau ngaji, ke sekolah, dan warga setempat. Akibat tidak diperbaiki anak-anak ada yang jatuh ke sungai itu,” ungkap laki-laki berkumis itu.
Menurut Rosid kepala desa setempat hanya menebar janji diperbaiki kepada warga setempat, akan tetapi realisasinya tidak ada. Tidak hanya itu saja, melaikan jembatan itu sudah pernah diajukan oleh pihak desa, yang diperkirakan antara tahun 2019-2020 yang lalu.
“Kesal karena sudah lama yang menunggu, akhirnya masyarakat gotong royong diperbaiki dengan alat seadanya,” terangnya.
Sedangkan Kepala Desa Karangpanasan Hasim mengaku sudah ada upaya untuk diperbaiki, hanya saja dana belum ada. Hal itu dituturkan dengan beberapa pengajuan, seperti tahun 2020 jembatan tersebut diajukan untuk diperbaiki sebagai jembatan gantung. Karena berbenturan dengan adanya wabah corona, jadii anggarannya terkena pemangkasan.
“Rencana seandainya dapat dana dari pengajuan itu, mau direalisasikan tahun 2021. Lagi pula kalau dipaksakan menggunakan anggaran dana desa (DD) tidak akan cukup,” tandasnya. (AK)