Maduraraya.id | Pamekasan – Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, sampai saat ini masih membutuhkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menciptakan kualitas atmosfer bumi serta menunjang kelestarian air dan tanah di suatu wilayah kini mulai tersendat. Penyebabnya adalah, adanya pemotongan ranting dan dahan pohon di berbagai titik di diseputaran kota pamekasan.
Kondisi tersebut mengakibatkan sejumlah ruas jalan dititik kota mulai tampak terasa panas dan silau tanpa keberadaan dahan dan daun pohon di pinggir jalan, yang notabene diprioritaskan sebagai titik RTH di wilayah setempat. Progres pemotongan ranting pohon cukup massif yang dilakukan oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Maskur Rasid, Ketua Komisi 3 DPRD Pamekasan, Mengecam dinas tersebut untuk melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum melakukan proses pemangkasan karena imbasnya nanti langsung ke masyarakat aksi pemotongan ranting pohon yang mengakibatkan area RTH tidak lagi asri dan sejuk kembali.
“Visi misi bupati Pamekasan asri dengan kerindangan pepohonan ini, justru dirusak dengan pemotongan pohon dan mengurangi kadar O2 yang memang sangat dibutuhkan,” kata Maskur Rasid, Senin 07/11/22
Dihubungi terpisah melalui pesan elektronik Cahya Wibawa, kepala dinas lingkungan hidup (DLH) Pamekasan masih bungkam soal pemangkasan ranting pohon diseputaran kota gerbang salam yang dilakukan oleh instansinya.
Lanjut Hamas sapaan akrabnya , Pihaknya juga menilai langkah pemotongan pohon yang dilakukan oleh dinas terkait mengakibatkan suasana kota gerbang salam tidak lagi asri dan teduh. “Suasana teduh di sepanjang jalan protokol sangat dibutuhkan, apalagi suhu di Pamekasan sangat panas. Anehnya, pemotongan dahan pohon dilakukan saat musim panas seperti saat ini. Tegasnya (RS)