BANGKALAN, Salah satu cara untuk mengentaskan angka kemiskinan Kementerian Sosial memiliki Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Tapi sayangnya niat baik rupanya diputuskan oleh oknum-oknum pejabat dibawahnya, seperti di tingkat desa. Banyak masyarakat yang mengeluh realisasi bantuan bedah rumah itu dinilai tidak tepat sasaran, Ahad (05/11/2022).
Dalam hal ini diungkap langsung oleh salah sat penerima bantuan bedah rumah tersebut. Sebut saja Narullah, yang mengutarakan kekesalannya dikarenakan bantuan yang diterima tidak sesuai dengan harapan. Hal itu dibuktikan perbaikan rumah miliknya dikerjakan asal-asalan dan tidak sampai selesai.
“Sebenarnya bantau bedah rumah itu kan 20 juta, kalau di sini hanya 12,5, juta kan tidak sesuai dengan aturan yang pemerintah pusat,” jelasnya.
Selain itu juga menerangkan terkait penerima bantuan RTLH di Desa Mano’an, banyak Isu yang beredar diberikan sistem tawar-menawar kepada masyarakat. Sehingga dampak dari program itu banyak yang tidak tepat sasaran. Seperti halnya ekonomi warga sudah mempuni masih bisa diberikan bantuan, sedangkan rumah terbilang reot dan kumuh banyak yang bocor tidak dapat.
“Contoh kecilnya, mau menerima perbaikan rumah langsung atau ngambil uangnya dua belas juta lima ratus ribu. Kebetulan saya milih diperbaiki tapi nyatanya dikerjakan asal jadi saja dan bagian atas bangunan dibiarkan bolong, alias tanpa atap,” terangnya.
Dari situlah timbula keraguan dari masyarakat untuk menerima bantuan bedah rumah tersebut. Karena jika mau dikerjakan sampai selesai bangunan rumah itu kabarnya harus bayar tambahan lagi.
“Lain waktu saja untuk data penerima yang diminta bayaran tambahan itu. Akan saya ungkap semuanya, sementara masih mengumpulkan data lengkapnya,” pungkasnya. (AK).