Langkanya Pupuk dan Pestisida, petani menjerit

SAMPANG – Harga Pupuk dan pestisida naik…. petani menjerit, harga bahan bakan bakar minyak melambung tinggi petani pusing atau saat pupuk Subsidi langka di Pasaran petani berhenti berproduksi atau stop mengusahakan lahan pertaniannya bahkan fenomena yang paling ekstrim, ketika harga jual komoditi pertanian rendah, seperti itulah kira-kira gambaran umum kondisi sector pertanian di Indonesia saat ini.

Kelangkaan pupuk dan penjualan diatas harga eceran tertinggi (HET) di Sampang mendapat sorotan anggota komisi II DPRD Sampang. Pasalnya kelangkaan pupuk bersubsidi itu banyak dikeluhkan oleh petani di kota bahari.

Anggota komisi II DPRD Sampang Agus Husnol Yaqin menyampaikan, setelah melakukan koordinasi dengan Dinas pertanian dan ketahanan pangan (Disperta KP) Sampang. Kelangkaan pupuk bersubsidi disebabkan adanya realokasi jumlah pupuk. Misalnya alokasi untuk jenis urea hanya mendapatkan 27 ribu dari jumlah awal sebanyak 32 ribu pupuk. Senin, 31/10/2022.

“sementara untuk NPK dari jumlah awal 19 ribu menjadi 10 ribu. Artinya memang ada pengurangan kouta,” jelasnya.
Pengurangan pupuk bersubsidi tersebut terjadi lantaran serapan pupuk rendah. Sehingga dinas pertanian provinsi mengurasi kouta pupuk bersubsidi di Sampang. Selain itu juga disebabkan pengendalian pupuk yang kurang baik.
Sementara ketidak sesuaian harga yang tidak sesuai dengan HET disebabkan lokasi kios terlalu jauh dari wilayah kerja. Pasalnya lokasi kios mayoritas berada di wilayah Kecamatan.
“kami minta kios yang masih bekerjasama dengan pemerintah bisa membentuk agen di wilayah kerjanya. Sehingga bisa lebih dekat dengan konsumen,” tegasnya

Selain itu, pihaknya juga meminta dinas terkait untuk melakukan antisipasi kelangkaan pupuk bersubsidi di Sampang. Misalnya dengan melakukan rekayasa teknologi pembuatan pupuk organik yang memiliki komposisi sama dengan urea dan phonska.

Dilain pihak Kabid ketahanan pangan dan holtikultura Disperta KP Sampang Nuruddin mengatakan, sejauh ini stok pupuk bersubsidi di Sampang masih stabil dan masih mencukupi permintaan konsumen.

Sementara persoalan harga yang tidak sesuai HET pihaknya tidak bisa menindaklanjuti. Pasalnya belum ada bukti yang kuat jika kios melakukan penjualan di atas harga yang sudah ditentukan.

“sejauh ini semua kios saat dikonfirmasi masih menjual pupuk bersubsdi sesuai HET. Kami menyarankan masyarakat bisa merekam atau meminta nota saat membeli,” pungkasnya.(mohdy).