Ragam  

Usaha Jahit Rumahan, Masih Jadi Peluang Usaha di Bangkalan

BANGKALAN – Usaha jahit rumahan di Kabupaten Bangkalan, saat ini masih menjadi peluang usaha yang menjanjikan di Bangkalan.

Seiring dengan minimnya lowongan pekerjaan di kabupaten Bangkalan, kini usaha rumahan menjadi jalan tengah agar tetap bisa menunjang biaya keberlangsungan hidup dalam sehari-hari.

Seperti yang sedang digeluti oleh Mufarrohah, warga Desa Bangsereh, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan ini, dia memutuskan untuk menggeluti usaha menjahit di kediamannya.

Pasca lulus dari perkuliahannya, Mufar sapaan lekatnya itu melilih menggeluti usaha menjahit, lantaran ia kebingunan, ditambah lagi mininnya lowongan pekerjaan di Kota Dzikir dan Sholawat, sehingga dia mengambil keputusan untuk berwirausaha.

Beruntungnya, dia memiliki hobi menjahit sehingga dia memutuskan untuk terus mendalaminya dengan mengikuti kursus. Awalnya, biaya kursus yang ia ikuti itu, dibiayai oleh orang tuanya.

Sehingga, modal biaya kursusnya itu bagi dia, dihitung sebagai modal awal dari usahanya. Sebab pihaknya mengaku pada saat memulai usahanya itu memang betul-betul berangkat dari Nol.

“Memang tidak semudah yang dilihat saat ini, karena saya memang berangkat dari nol, modal awal saja (untuk kursus) saya minta sama orang tua, sebanyak Rp. 3 juta untuk satu tahun,” kata Mufar, bercerita kepada Madurarata.id, Sabtu (22/10/2020).

Bahakan, di tempat kursusnya, dia sempat kehabisan uang untuk membeli kain untuk melakukan praktek. Namun keberuntungan terus berpihak kepadanya, dia bisa memanfaatkan kain seadanya. “Itu sebagian dari proses awal saya, dalam merintis usaha menjahit ini,” lanjut dia.

Dilain cerita, Mufar juga menceritakan perihal tantangannya terkait munculnya spekulasi masyarakat disekitarnya, bahwa bagi pemuda seumurannya yang menyandang gelar sarjana, itu dianggap tidak pantas kalau hanya usaha menjahit.

“Kalau kata orang disini itu, usaha menjahit itu tidak perlu lulusan sarjana, anak SMP pun bisa kalau hanya usaha menjahit,” ceritanya. Namun kagi-lagi, Mufar tidak pernah patah semangat, karena ia memiliki tujuan, kalau usahanya itu kelak akan berguna bagi masyarakat di sekitarnya.

Seiring berjalannya waktu, Mufar pun terus membuktikan, bahwa usaha menjahit ini kata dia cukup menguntungkan, terbukti saat ini ia telah berhasil membeli peralatan mesin sendiri, berkat dari hasil usahanya tersbut.

“Alhamdulillah, saat ini buah dari usaha saya ini, kini saya sudah bisa membeli peralatan hingga mesin jahit dari hasil usaha ini,” ujarnya.

Bahakan, niat awal yang berkeinginan usahanya itu bisa berguna bagi masyarakat di sekitarnya, kini dia juga telah mempekerjakan tetangganya, jika menemui orderan menjahit yang cukup banyak.

Adapun kalau untuk omset yang telah ia hasilkan, dia menyebutkan tidak menentu, karena sejauh ini omset yang ia hasilkan sempat mencapai di angka Rp. 15 juta, dalam satu kalai orderan. Sementara penghasilan paling sedikit, menurut kalkulasinya mencapai Rp. 1 juta per bulan.

“Yang banyak itu kalau kita dapat orderan seragam itu mas, sementara yang Rp. 1 juta itu, penghasilan bersih per bulannya, jadi hanya sedikit karena saya ini kan masih pemula juga,” kata dia bercerita.