SAMPANG-Putus sekolah dapat diartikan sebagai menghentikan proses pembelajaran dari suatu lembaga pendidikan. Fenomena putus sekolah di Indonesia masih sangat serius
Ada banyak alasan mengapa anak putus sekolah, antara lain:
Faktor ekonomi, anak-anak terpaksa menangguhkan pendidikan dan bekerja membantu orang tua mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Memperoleh ilmu pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, dan tentunya dapat meningkatkan situasi perekonomian dan kehidupan di masa depan
Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur Wilayah Sampang Ali Afandi mengatakan, saat ini angka putus sekolah di Kabupaten Sampang sangat tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu faktor yang menjadi penyebab tingginya putus sekolah tersebut adalah dangkalnya pemahaman wali siswa terhadap pembelajaran daring saat Pandemi Covid-19.
“Berdasarkan data yang ada ternyata dari tahun-tahun ini ada angka putus sekolah yang luar biasa. Menurut saya, angka putus sekolah yang luar biasa itu karena apa ya? Ketika saya telusuri itu satu ketika ada pembelajaran daring itu akhirnya orang tua itu anggap yang cowok itu di rumah saja tanpa belajar, kan belajarnya pakai HP itu dianggap tidak sekolah. (Akhirnya orang tuanya bilang) “Sudah cong kerja saja” lanjut Ali
Yang putri juga demikian itu ada yang diajak kerja, ada yang nikah. (Makanya) angka putus sekolahnya meningkat itu di sana kalau di Sampang tahun 2020/2021
“Jadi kendala di situ, jadi sampai saat ini masih seperti itu. Kalau untuk saat ini kita belum tahu di 2021/2022,” ungkapnya
Pendidikan sangat penting dan berpengaruh untuk masa depan anak. Dengan bersekolah, anak memiliki kemampuan berpikir terbaik. Setidaknya melalui pendidikan, anak bisa menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya kemampuan berpikir anak akan berkembang dan maju. (Mohdy)