Pamekasan – Ratusan mahasiswa Universitas Madura Pamekasan melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Bupati Pamekasan, Madura Jawa Timur soal tidak becus menjadi pemimpin selama 4 tahun, hingga 5 program yang di prioritaskan tidak terealisasi kepada masyarakat, Kamis (06/10/2022).
Pasalnya, dalam aksi yang dilakukan di depan Kantor Bupati Pamekasan yang awalnya berjalan dengan damai itu, sempat diwarnai kericuhan antara massa aksi dengan pihak kepolisian dan saling dorong.
Kericuhan terjadi disebabkan massa aksi memaksa untuk masuk ke dalam kantor Bupati Pamekasan yang di jaga ketat pihak kepolisian.
Peserta aksi yang memanas saling dorong mendorong dengan petugas ini kecewa, lantaran tidak di temui oleh Bupati Baddrut Tamam.
Mahendra Goldtra selaku koralap aksi mengatakan bahwa, pada dasarnya teman – temen mahasiswa universitas madura melakukan evaluasi 4 tahun kinerja bupati dengan beberapa poin tuntutan yang mencangkup pada 5 prioritas program bupati, baik dalam sektor pendidikan, ekonomi, infrastruktur, kesehatan itu yang kami kawal, tuturnya.
Pertama dalam sektor pendidikan bisa kita lihat bahwasanya masih ada sekitar 20 sekolah dasar, yang kemudian tanah tersebut masih menjadi milik pribadi warga dan belum dialihkan menjadi milik Pemkab. Sehingga hal ini perlu dipertanyakan, bahwasanya program prioritas bupati dalam sektor pendidikan hanya difokuskan pada pendidikan dan beberapa bulan kemarin saja ada penyegelan tepatnya di sekolah dasar rek-kerek 4 yang terletak di Kecamatan Palengaan. Yang memang status tanah tersebut masih milik pribadi masyarakat, sehingga dilakukan penyegelan, ini menjadi persoalan yang kemudian perlu diatasi oleh pemerintah Kabupaten sesuai dengan program prioritas tersebut.
Dalam sektor infrastruktur yang berkaitan dengan jalan poros kabupaten kami butuh pemerataan untuk perbaikan jalan dan penerangan lampu jalan diberbagai tempat yang di anggap rawan kecelakaan dan begal begitu. Serta masalah RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) itu juga menjadi salah satu program dalam sektor infrastruktur yang diprioritaskan bupati Pamekasan, akan tetapi banyak temuan kita dilapangan masih ada rumah masyarakat yang sangat tidak layak huni dan bergandengan dengan kandang sapi bahkan kalau perlu bupati pamekasan turun langsung kelapangan dan kami mahasiswa siap mendampingi.
Dalam sektor Kesehatan kami lebih pada pengawalan efektivitas mobil sigap untuk mempermudah warga ketika dalam kondisi sakit disetiap desa yang diduga belum difungsikan secara maksimal, perlu adanya pengkawalan dan pendampingan agar pemerintah tidak terkesan menghambur – hamburkan anggaran.
Dan yang terakhir dalam sektor ekonomi pemerintah ini juga memiliki inisiatif untuk melahirkan 1000 wirausaha baru, namun upaya yang dilakukan pemerintah hanya melakukan pelatihan terbatas dan juga memberikan beberapa bantuan tehadap masyarakat tanpa ada pendampingan sama sekali. Ada wamiramart mulai dari 2020 sampai sekarang yang sudah tersebar di 13 kecamatan di kabupaten Pamekasan, banyak bangunannya sudah ada tapi tidak fungsikan. Jelasnya.
Ia juga menyayangkan tindakan refrensip pihak kepolisian kepada salah satu mahasiswa saat kericuhan massa aksi terjadi dengan menendang.
“Kami menyayangkan tindakan oknum kepolisian tadi, karena ada peserta aksi yang kena tendang bahkan saya sendiri juga luka dibagian bibir karena terkena tangan dari aparat kepolisian ,” pungkasnya.
Para peserta aksi ini berjanji akan melakukan aksi kembali ke kantor Bupati Pamekasan dengan massa yang lebih banyak dengan tuntutan yang sama yakni evaluasi 4 tahun kepemimpinan Bupati Pamekasan dengan 5 Program Prioritasnya yang dinilai tidak maksimal.
Dalam demo tersebut, peserta demontrasi tidak ditemui oleh pihak Pemkab Pamekasan hingga akhirnya membubarkan diri karena hujan. (Iklil)