Derita Nelayan Tradisional Setelah Harga BBM Naik

SAMPANG-Setelah pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak(BBM) bersubsidi pada Bulan Lalu, menjadi gejolak bagi nelayan Sampang.

Gelombang penolakan bermunculan di setiap daerah yang timbul dari Masyarakat, Mahasiswa, Nelayan dan Buruh, Mereka melakukan itu karena merasa kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga BBM itu sangat memberatkan.

Dampak dari kenaikan harga BBM dirasakan oleh para Nelayan yang ada di kecamatan Sreseh, pangarengan karena pasalnya BBM tersebut merupakan bahan pokok bagi mereka untuk melaut di karenakan mahalnya harga Solar tidak di sertai hasil melaut Sampang, 21/09/2022

Sakur(45), Salah satu nelayan kecamatan Sreseh menuturkan bahwasanya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM membuatnya bingung antara menaikkan harga ikan tangkapannya atau tidak.
“Iya berdampak karena BBM adalah modal utama bagi kami para Nelayan untuk bekerja, Pertama kita masih enggan dan takut untuk menaikkan harga ikan hasil melaut kita, takut tidak ada yang mau membeli. Namun kalau tidak kita naikkan kita rugi mas, karena kenaikan harga solar sudah hampir sama dengan Pertalite. Jadi mau gak mau sekarang kami menaikkan harga ikan tangkapan kami mas,” kata Sakur.

Ibu Nur(57), salah satu istri nelayan di desa labuhan, kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, membenarkan kenaikan harga ikan dalam semua jenis. Kenaikan tersebut mulai kisaran dari Rp 2000 sampai Rp 5000 perkilogramnya.

“Benar, harga ikan yang semula Rp 15 ribu sekarang menjadi Rp 20 ribu. Yang Rp 20 ribu naik jadi Rp 25 ribu,”Tuturnya.

Dia juga menambahkan “Alhamdulillah, Meskipun kenaikan harga ikan cukup tinggi namun tidak terlalu berdampak terhadap pembeli.”
Meski adanya BLT BBM Namun banyak Yang tidak tepat Sasaran, tentunya pemerintah Harus lebih Bijak lagi. (Mohdy).