Asal Tebang pohon Demi Penilaian Adipura, Warga Sampang Geram

SAMPANG-Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) Melakukan bersih bersih Di sempadan Sungai Dalam Rangka Penilaian Adipura,Tapi Sayangnya Ketika Melakukan Bersih Bersih disempadan Sungai,Pihak PUPR Langsung Tebang pohon Yang masih produktif Milik Warga Tanpa Ijin Atau Komunikasi Dengan Warga Rontengah Kec. Sampang
Pasalnya, Dinas PUPR Sampang melakukan penebangan pohon pisang terjadi karena adanya penilaian Adipura

Salah satu warga pemilik pohon pisang, Sudarmo, menyayangkan kepada Dinas PUPR Sampang yang melakukan penebangan pohon pisang tanpa seijin dan pemberitahuan. Padahal pohon pisang tersebut tidak kumuh dan tidak akan merusak pemandangan sungai, meski ada penilaian Adipura, Sabtu, 17/09/2022.

“Saya tidak terima pohon pisang ditebang secara spontan, padahal dirawat bertahun tahun yang masih produktif tiba-tiba langsung dilakukan penebangan oleh Dinas PUPR dah di ratakan dengan tanahnya,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Menurutnya, pisang itu sangat berguna dan bermanfaat, terkadang ada tetangga yang mau minta daunnya pisang ke saya, bahkan mereka masih pamit ke saya tidak sewenang-wenang mengambil.

“Kalau memang pohon pisang yang di rawatnya puluhan tahun mau di tebang atau di butuhkan Pemerintah silahkan tidak masalah, tapi harus ada komonikasi dengan baik dan koordinasi dulu, harus ada etika apalagi di Madura dan harus mengedepankan etika,” terangnya.

Sementara itu, Kabid Pengelolaan Sungai PUPR Sampang, Yuyun saat dikonfirmasi menyampaikan, bahwa melakukan bersih – bersih di sepadan sungai untuk persiapan penilaian Adipura, makanya pohon pisangnya di tebang agar untuk diratakan.

“Sebelum melakukan penebangan pohon pisang sudah koordinasi sama Ibu Lurah Rontengah, sebelum ada pemotongan sudah koordinasi sama ibu lurah dan ibu lurah menyetujui untuk di tebang, makanya pihak PUPR menebangnya,” ungkap Yuyun.

Sementara itu, Lurah Rongtengah, Ibu Sivia Nova Andriani mengatakan, sudah koordinasi sama Pak RT, dia tetap ngotot sudah koordinasi sama pak RT.

“Meskipun realitanya pohon pisang yang produktif yang di rawat warga puluhan tahun tetap di tebang dan sudah di ratakan dengan Tanah,” singkat, (mohdy)